Pentingnya tes kesehatan pria sebelum menikah.
Tes pranikah menjadi langkah penting yang dapat memberikan wawasan tentang kondisi kesehatan individu sebelum menikah . Pada pria tes ini bertujuan untuk mendeteksi berbagai kondisi medis, yang dapat mempengaruhi dirinya sendiri, pasangan, dan keturunan mereka di masa depan.
Menurut BKKBN dan Kementerian Agama pemeriksaan ini disarankan untuk dilakukan 3 bulan sebelum pernikahan, sehingga apabila ditemukan kelainan maka dapat dilakukan tindakan preventif untuk memperkecil kemungkinan risiko yang dapat muncul.
Selanjutnya, jangka waktu tersebut memberi pasangan cukup kesempatan untuk mendiskusikan hasil tes untuk saling memahami kondisi kesehatan masing-masing dan menjaga perawatan atau pengobatan jika perlu.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Penyakit Malaria Serta Gejalanya
Pentingnya Tes Kesehatan Pria Sebelum Nikah
1. Deteksi Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual (PMS0 seperti HIV/AIDS, hipatitis B, hepatitis C, sifilis, dan gorone dapat berdampak serius pada kesehatan pasangan serta keturunan.
2. Pemeriksaan Genetik dan Risiko Penyakit Turunan
Penyakit genetik dapat mewariskan keturunan dan berpotensi menyebabkan kondisi kesehatan serius. Ada beberapa penyakit gentik yang umum diperiksa dalam tes pranikah adalah thalassemia, fibrosis kistik, anemia sel sabit, dan hemofilia.
3. Deteksi Penyakit Kronis dan Faktor Risiko Kesehatan
Selain penyakit menular dan gangguan penetik, tes pranikah juga mencakup pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
4. Evaluasi Kesuburan dan Kesehatan Reproduksi
Ibfertilitas atau Ketikmampuan untuk memiliki anak merupakan masalah yang mempengaruhi sekitar 15% pasangan di seluruh dunia.
Tes pranikah untuk pria biasanya mencakup analisis air mani yang menilai kualitas sperma berdasarkan jumlah, bentuk (motfologi), dan pergerakan (motilitas).
5. Pemeriksaan Imunisasi dan Proteksi Kesehatan
Beberapa penyakit infeksius dapat dicegah dengan vaksinasi sebelum menikah. Misalnya, vaksinasi hapatiris B, HPV, dan rubella dapat membantu mencegah infeksi yang berpotensi membahayakan pasangan serta keturunan.
WHO merekomendasikan agar individu yang belum mendapatkan imunisasi sebelum menikah sebagai bagian dari langkah pencegahan sebagai bagian dari langkah pencegahan kesehatan jangka panjang.