Gejala penyakit virus Hanta telah menyebar di Indonesia dan tercatat sudah menjangkau empat Provinsi.
Yaitu Daerah Istimewah Yogyakarta, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Virus ini menular dari hewan pengerat, khususnya tikus, ke manusia.
Penyakit ini bisa muncul dalam dua tipe sindrom utama, yaitu Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) dan Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS), yang masing-masing memiliki gejala khas yang berbeda.
Gejala khas penyakit virus Hanta sangat bergantung pada tipe sindrom yang di derita. Pada tipe HFSR, gejala yang muncul biasanya berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual, muntah, dan ruam kulit. Selain itu, penderita juga dapat mengalami gangguan fungsi ginjal dan perdarahan.
Sedangkan pada tipe HPS, gejala awal mirip flu seperti deman dan nyeri otot, namun berkembang menjadi batuk dan sesak napas yang berat, bahkan dapat menyebabkan gagal napas akut.
Di Indonesia, hingga saat ini kasus yang terdeteksi adalah tipe HFRS, dan laporan kasus HPS.
Efideilog menekankan pentingnya mengenali tipe sindrom untuk menentukan gejala khas dan penanganan yang tepat.
Penyebaran virus Harta di beberapa Provinsi ini menunjukkan perlunya kewaspadaan dan tindakan pencegahan.
Terutama dalam menghindari kontak dengan tikus dan lingkungan yang terkontaminasi.
Sampai saat ini, semua pasien yang terdiagnosis di Indonesia telah berhasil sembuh setelah mendapatkan perawatan yang sesuai.
Dengan demikian, pemahaman tentang gejala dan tipe sindrom virus Harta sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang efektif.
Penyebaran yang sudah mencapai beberapa wilayah menuntut perhatian lebih dari masyarakat dan tenaga kesehatan agar kasus tidak meluas dan dapat segera ditangani dengan baik.